.:| Home | artikel | camp | foto | video | cendawan |:.

Rabu, 12 Desember 2012

Pegunungan Latimojong


Puncak Rante mario dengan ketinggian 3.478 mdpl. Pegunungan Latimojong yang berada di Kabupaten Enrekang ini bertipe tidak aktif dan mempunyai banyak sekali puncak-puncak dan tiga diantaranya adalah merupakan puncak tertinggi di Sulawesi yaitu Buntu ( puncak ) Rante mario 3.478 mdpl, Buntu Nenemori 3.397 mdpl, Buntu Ranetekombala 3.087 mdpl. Pegunungan ini membujur dari Barat ke Timur, dan melintang dari Utara ke Selatan.


Urutan puncak - puncak Pegunungan Latimojong yang membujur dari Utara ke Selatan yaitu :
¨ Buntu Sinaji 2.430 mdpl
¨ Buntu Sikolong 2.754 mdpl
¨ Buntu Rantekombala 3.083 mdpl
¨ Buntu Rantemario 3.478 mdpl
¨ Buntu Nenemori 3.097 mdpl
¨ Buntu Bajaja 2.700 mdpl


Sedangkan puncak yang melintang dari Barat ke Timur yaitu :
¨ Buntu Pantealoan 2.500 mdpl
¨ Buntu Pokapinjang 2.970 mdpl
¨ Buntu Rantemario 3.478 mdpl
  
Pegunungan ini dapat didaki dari berbagai jalur, seperti Kab. Tana Toraja, Kab. Enrekang, Kab. Luwu Utara, dan Kab. Sidrap. Namun pada umumnya pendaki lebih sering mendaki lewat jalur di Kab. Enrekang. Memang dulu akses tranportasi sangat sulit didapatkan untuk sampai pada dusun terdekat dari kaki Pegununungan Latimojong, hal ini karena pada saat itu, angkutan kota antar propinsi hanya sampai di sekitar Pasar Baraka (Kec. Baraka) saja, dan untuk ke perkampungan terakhir harus berjalan kaki melewati bebrapa desa dan dusun, di mana membutuhkan waktu yang hampir sama dengan waktu perjalanan matahari dari terbit hingga tenggelam. Alternatif lain pada saat itu, para pendaki bisa memanfaatkan jasa kuda, akan tetapi karena jarak tempuhnya yang sangat jauh sehingga imbalan untuk jasa tersebut tidaklah sedikit. Memang ada nilai tambah pada saat melakukan berjalan kaki dari pasar Baraka samapai di Karangan (perkampungan terakhir). Berbagai macam jenis pemandangan yang disajikan dapat lebih dinikmati, dan selain itu keramahan penduduk seolah menghipnotis menghilangkan rasa lelahnya perjalanan. Sapaan, senyuman, bahkan ajakan untuk beristirahat di rumah atau di kebunnya tidak segan-segan ditawarkan kepada para pendaki, budaya seperti ini sangat dilestarikan oleh mereka.

Keterbatasan akses tranportasi pada saat itu disebabkan karene kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui oleh kendaraan. Namun pemerintah setempat tidak tinggal diam melihat kondisi seperti itu, kini pemerintah setempat berusaha membangun jalan untuk memperlancar akses transportasi di daerah tersebut, dan hasilnya angkutan kota antar propinsi secara perlahan sudah dapat menjangkau daerah yang mendekati perkampungan terakhir. Kalau dulu untuk mobil atau sepeda motor khusus batas jalurnya hanya sampai pada daerah Buntu Dea (wktu tempuh perjalanan kaki 1-2 jam ke Karangan), kini kendaraan-kendaraan tersebut sudah bisa sampai di Karangan, dengan jalur-jalur yang menantang ini pas buat adrenalin petualang.
Jalur umum pendakian Pegunungan Latimojng (Puncak Rante Mario)
Jalur pendakian menuju Puncak Rante Mario meskipun berupa jalan setapak tetapi terlihat cukup jelas. Hanya saja pendaki sering terkecoh dengan jalur ladang penduduk di awal pendakian tepatnya pada jembatan pertama dari Desa Karangan. Jembatan kayu ini terletak 250 meter dari rumah terakhir di Desa Karangan. Jalur yang benar adalah berbelok ke kanan, bukan lurus melewati jembatan. Jalur yang lurus (melewati jembatan) adalah jalur penduduk yang menuju ke ladang, sedangkan jalur yang berbelok ke kanan adalah jalur pendakian. Jalur yang tidak melewati jembatan ini memang lebih sempit dan tidak terlalu mirip dengan jalur pendakian.

Pos 1 - Buntu Kaciling
Butuh waktu 1,5 jam untuk sampai di Pos 1. Dari jembatan tersebut, kita akan memasuki perkebunan kopi milik penduduk sepanjang kurang lebih 300 meter, setelahnya adalah tanjakan tapi tidak terlalu terjal. Tanjakan ini melipir lereng, sebelah kiri adalah jalur perlangangan penduduk. Antara dua lereng ini dipisahkan oleh sungai di dasar lembah. Sebelum mencapai pos 1, paling tidak kita akan melewati 3 buah sungai kecil. Pada ujung tanjakan setelah sungai ke-2 akan ada sedikit tanah lapang (kurang lebih 2x3 meter) dan ada pertigaan kecil, yang ke arah kanan adalah jalur yang menuju puncak nenemori sedangkan jalur yang lurus atau agak menyerong ke kiri adalah jalur yang menuju puncak rante mario. Setelah tanah lapang kecil ini kembali kita akan memasuki perkebunan kopi sepanjang kurang lebih 300 meter, dan setelah itu kita akan melewati sungai lagi. Setelah sungai kita akan langsung disuguhi dengan tanjakan curam sejauh kurang lebih 300 meter baru setelah itu kita masuk perladangan penduduk sejauh 200 meter yang juga berupa tanjakan
sangat terjal. Di tengah ladang penduduk ini ada rumah seng yang terdapat tampungan air dari drum. Dari ladang penduduk ini tanjakan masih terjal.. Di ujung tanjakan terdapat tanah lapang seluas 2x4 meter dan disinilah pos I berada.  

Pos 2 - Gua Sarung Pakpak
Dari Pos 1 dibutuhkan waktu 2,5 jam untuk mencapai Pos 2. Meninggalkan Pos 1 jalurnya masih berupa tanjakan yang makin lama makin terjal. Baru setelah 30 menit berjalan (atau setelah mulai terdengar suara aliran sungai), jalurnya berganti menjadi tanjakan dan turunan. Jalurnya melipir mengikuti kontur lereng dengan jurang disebelah kiri yang dasarnya adalah sungai. Tanahnya cenderung tidak stabil, sempit, dan banyak akar melintang. Inilah jalur yang paling unik di gunung latimojong, yang jarang ditemui di gunung-gunung lain. Jalur seperti ini akan terus dilewati sampai tiba di pos 2. Hampir seratus persen jalur antara pos 1 ke pos 2 adalah jalur tanah. Apabila hujan, kondisinya makin parah karena selain licin juga becek. Apabila jalur sudah menurun terus dan suara aliran sungai makin terdengan jelas, maka berarti pos 2 tidak terlalu jauh lagi.Sebelum pos 2 kita akan melewati jembatan sepanjang 5 meter yang dibuat dari batang pohon yang diikat. Ada pegangan di sebelah kiri, meskipun demikian akan sangat berbahaya apabila melewati jembatan ini secara beramai-ramai. Jadi sangat disarankan bergantian ketika melewatinya. Jarak aliran sungai dengan jembatan sekitar 3 meter.

Di pos 2 terdapat cerukan tebing batu mirip gua yang sangat indah hasil arsitektur alam. Tanpa tenda pun kita bisa tidur dibawah kanopinya tanpa takut kehujanan. Sayangnya di bawah kanopi alam ini hanya bisa menampung 2 tenda kecil, sedangkan di deket jembatan ada tanah agak lapang mampu menampung 2 tenda
kecil juga. Di pos 2 ini aliran sungai sangat deras dan ada air terjun yang sangat indah. Airnya berlimpah dan sangat jernih. Pos 2 ini berada di cerukan lembah tersembunyi di jalur pendakian dengan vegetasi yang sangat beragam. 

Pos 3 - Lantang Nase
Dari pos 2 menuju pos 3 dibutuhkan waktu satu jam. Jalurnya 100 persen berupa tanjakan terjal dengan kemiringan lebih dari 60 derajat. Dibeberapa titik mirip dengan tanjakan rante di gunung gede bedanya di sini 100 persen tanah licin. Inilah yang sering disebut-sebut sebagai tanjakan terberat dalam pendakian gunung latimojong. Beberapa cerita pendaki sebelumnya menyebutkan untuk melewati jalur ini kadang dibutuhkan tali. Berdasarkan informasi dari Fian yang menjadi guide saya, sebelumnya dipasang tali webbing tapi karena sudah lama talinya rusak. Beruntung dibeberapa titik ditanjakan ini sudah tersedia fix rope yang aman untuk membantu kita naik berupa juluran rotan sepanjang 6 sampai 10 meter. Meskipun sangat terjal, jalur dari pos 2 ke pos 3 ini dilaporkan paling kaya akan jenis anggrek.

Apabila tanjakan sudah tidak terlalu terjal berarti anda sudah akan sampai di pos 3. Pos 3 berupa tanah datar seluas 2x4 meter. Jalur menuju pos 4 dan pos 5 tidak terlalu terjal tetapi selalu menanjak dan jalurnya relatif aman. Tidak ada jurang di kanan atau sebelah kiri. Hanya saja akar-akar melintang dan tanah becek ada dimana-mana yang kadang-kadang menyulitkan pendakian. Jalur ini lebih bersahabat dibanding jalur-jalur yang lain. Di kanan-kiri jalur kita bisa mengambil foto-foto beranekaragam bunga, jamur, tumbuhan, dan anggrek.
Pos 4 - Buntu Lebu
Jalur ini tidak seekstrem sebelumnya, kemiringan menurun menjadi kisaran 60-70 derajat. Dari pos 3 butuh waktu 1.5 jam untuk mencapai pos 4. Pos 4 berupa tanah datar seluas 3x4 meter, mampu menampung 3 tenda kecil ukuran 3 orang. Sumber air tidak terdapat di pos 4.

Pos 5 - Soloh Tama
Berada di ketinggian 2.480 mdpl, pos ini waktu tempuhnya hampir samadengan menempuh Pos 4. Apabila kondisi cuaca cerah atau tidak hujan, Pos ini dapat menampung 10 tenda. Di pos ini juga dapat ditemukan sumber air dengan menurungilereng terjal sejauh kurang lebih 100 meter.

Pos 6 (2690 mdpl)
Dari pos 5 ke pos 6 jalurnya berupa tanjakan terjal, mirip-mirip dari pos 2 ke pos 3, bedanya tanahnya lebih kompak dan stabil dan banyak akar-akar pohon yang dapat digunakan sebagai pegangan. Dari pos 5 ke pos 6 dapat ditempuh selama satu jam. Pos 6 berupa tanah agak lega seluas 3x4 meter.
Pos 7 - Kolong Buntu
Perjalanan dari pos 6 ke pos 7 dapat ditempuh selama 1,5 jam berupa tanjakan tetapi tidak terlalu terjal.menembus lantai hutan. Cantigi mulai mendominasi di kanan-kiri jalur. Pos 7 tempatnya tidak terlalu luas, tetapi paling banyak sampah di sini. Turun sedikit ke arah kiri dari pos 7 sejauh 25 meter ada sungai yang sangat jernih airnya. Di bawah kolam ada air terjun, didasarnya ada kolam lagi yang cukup dalam dan bisa dipakai buat berenang. Tapi airnya sangat dingin.   Semakin mendekati pos 7 vegetasi semakin terbuka dan sinar matahari mulai bisa

Pos 8 - Rantemario
Selepas dari pos 7 kita langsung disuguhi dengan tanjakan terjal kurang lebih 300 meter. Pandangan kita sudah terbuka. Kita bisa melihat pemandangan di kanan-kiri jalur. Punggungan yang mengarah ke puncak nenemori juga terlihat jelas kalau tidak sedang berkabut, begitu juga dengan jalur pendakian yang dimulai dari desa angin-angin. Rumah-rumah penduduk juga mulai kelihatan jauh di bawah kita. Di ujung tanjakan selepas pos 7 terdapat areal terbuka cukup lebar mirip dengan alun-alun dan terdapat rumput yang membuatnya mirip dengan padang savana. Ada telaga kecil di sini, tetapi jika musim kemarau yang berkepanjangan telaga itersebut mengering. Di pinggir telaga inilah pertigaan jalur ke puncak Rante mario dan Nenemori. Kalau kita berbelok ke sebelah kanan berarti kita menuju ke puncak nenemori, sedangkan ke sebelah kiri kita menuju puncak rante mario.

Dari telaga ini bisa dibilang jalur sudah landai karena tanjakannya sudah tidak terlalu terjal. Suasana puncak sudah terasa ketika kita berada di telaga ini. Dari telaga ke puncak rante mario dibutuhkan waktu 45 menit dengan melawati jalan berbatu dan sesekali melewati areal yang ditumbuhi cantigi. Puncak rante mario di tandai dengan tugu triangulasi setinggi satu meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar