Gunung Dempo di kawasan perbatasan propinsi Sumatera Selatan dan propinsi Bengkulu berketinggian 3.159 mdpl ini juga termasuk gunung tertinggi di Sumatera Selatan. Bagiku, gunung Dempo dan mendakinya serasa pulang ke kampung halaman di Palembang. Kota dimana keluargaku berada hidup dengan segala ketenangan. Menuju kesana untuk mendakinya, di awali dari kota Palembang menuju Pagar Alam selama kurang lebih 6 jam. Perjalanan menarik. Memasuki daerah yang dipagari oleh alam pegunungan ini, jalan berkelok dengan lembah dan tebing di tepian jalan mengucapkan selamat datang memasuki Kota Pagar Alam.
Tidak hanya keindahan Gunung Dempo yang terkenal, jalur pendakian gunung ini juga menjadi buah bibir dikalangan pendaki gunung. Tantangan yang bervariatif, dan bonus ( jalur datar ) nya sedikit. Gemericik suara air dan bermacam suara hewan penghuni gunung akan menemani para pendaki. Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen atau motel. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota - kota besar.
Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil / taksi untuk jurusan Pabrik TehPTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya kamu berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil Pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel - Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau. Pendakian yang baik, sekitar jam 10 pagi, selain dapat menikmati indahnya susunan bukit barisan, perjalanan akan sedikit santai, tidak dikejar waktu. Satu jam pertama, hanya kebun teh dan kebun perdu yang dijumpai sebelum memasuki pintu hutan. Jalur sangat terjal dan licin bila hujan. Hutan yang dilewati sangat lebat dan padat sampai puncak Dempo. Tiga jam dari mulut hutan, puncak pertama dapat dicapai. Dempo memiliki dua puncak, yang satunya lagi dinamakan puncak Api.
Kamu bisa mendirikan kemah diantara dua puncak itu, karena disana tersedia mata air dan cukup terlindung bila ada badai. Lagi pula sayang bila anda tidak menikmati sunrise dari sana. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana. Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari - hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Tetapi karena jalannya yang lembab di gunung ini seperti juga Gunung Kaba terdapat banyak pacet yang dijumpai di perjalanan menuju puncak sehingga pendaki harus berhati - hati dan selalu memeriksa keadaan badan.
Mendirikan kemah di hamparan puncak merapi, sebelum melihat kawah Dempo, juga menjadi daya tarik tersendiri. Menghangatkan badan meneguk kawe, di dekat api unggun, gemerlap lampu kota tampak dari ketinggian itu. Apalagi disaat tahun baru tiba, hamparan ini akan dipenuhi para pendaki, baik yang berasal dari Pagar Alam, Palembang, bahkan dari luar Sumsel. Menyambut tahun baru di Puncak Merapi Dempo, seakan sudah menjadi tradisi.
Sesudah sekitar 8 - 10 jam perjalanan pendaki dapat mencapai puncak dempo dan dapat juga bermalam di puncak karena kawasan puncak gunung ini cukup baik untuk melakukan point ( camp ). untuk tambahan bahwa kondisi puncak Dempo sedikit identik dengan Gunung Gede Pangrango dimana terdapat mata air .
Selepas memuaskan minat mendaki di tengah pesona alam Gunung Dempo. Para pendaki dapat mengunjungi pasar tradisional di pusat kota. Kudu, sebuah senjata khas masyarakat Pagar Alam menjadi buah tangan favorit, selain kopi, teh, benalu teh, dan alpukat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar